Tuesday, March 25, 2008

ASPEK PEMIKIRAN BAGI MUSLIM

Dalam perjalanan balik dari kuliyah ,dalam keadaan panas terik,dahaga air,muka bagai kan dibakar oleh cahaya ungu.dengan sakit kepala nya.hati berkata2.. Yaa Allah panas nya.. terlintas dalam fikiran ana lebih baik singgah kubri kejap boleh minum2 kat situ.hilangkan sakit kepala dulu.pastu baru balik. ana singah sebentar ke kubri ,dalam perjalanan balik ana terpandang kanak2 arab bermain bola, tak reti panas ke budak2 arab ni.huhuhuhu.. "keluhan hati" dalam asik melihat budak2 arab terdengar satu pertanyaan.” Antum tul’lab azhar wala la”. Terkejut perut ana.ingat kan sapa tadi. Ingatkan mabahis .. rupa2nya amu mahmud. Dia Tanya ana. Adakah antum pelajar azhar atau pun tidak.. ana ckp.. naam.. ana tolib azhar.. . Walau pun apa yang kita pelajari. Dimana pun kita berada. Kos apa pun kita ambil bagi pelajar. Keja apa pun yang kita buat bagi seorang pekerja. Arahan apa pun yang kita bagi..bagi seorang ketua, pemerintahan apa pun kita terajuai.. didikan mulism sejati kena ada dalam diri.. tanamkan sifat malu dan rendah diri.. Alhamdulillah dengar teguran itu dapat lah ana dan kawan2 dapat muhasabah diri.. perbetulkan syakhsiah seorang muslim..

Disini ana ingain berkungsi dengan kawan tentang ASPEK PEMIKIRAN BAGI MUSLIM yang telah secara ringkas.. yang telah digali oleh ibnu qayyim..

Tarbiyah Imaniyah (mendidik iman)
Ada tiga sarana (wasilah) untuk mendidik iman. Pertama, selalu mentadabburi (mengamati, mempelajari, menghayati) tanda-tanda kekuasaan Allah Dzat Pencipta serta keluasan rahmat dan hikmah perbuatan-Nya. Tadabbur itu bisa dilakukan dengan penglihatan biasa (bashirah), bisa pula dengan penalaran akal sehat, dengan mentadabbur kekuasaan Allah, hasil-hasil ciptaan-Nya, gejala-gejala alam, kesempurnaan penciptaan manusia, juga ayat-ayat al-Qur'an.

Tarbiyah Ruhiyah (mendidik ruhani)
Ibnu Qayyim mencatat 7 cara melakukan tarbiyah ruhiyah, yaitu: memperdalam iman kepada hal-hal (ghaib) yang dikabarkan Allah seperti azab kubur, alam barzakh, akhirat, hari perhitungan; memperbanyak dzikir dan shalat; melakukan muhasabah (introspeksi diri) setiap hari sebelum tidur; mentadabburi makhluk Allah yang banyak menyimpn bukti-bukti kekuasaan, ketauhidan, dan kesempurnaan sifat Allah; serta mengagungkan, menghormati, dan mengindahkan seluruh perintah dan larangan Allah.

Tarbiyah Fikriyah (mendidik pikiran)
Kegiatan tafakkur (merenung/berkontemplasi) menurut Ibnu Qayyim adalah menyingkap beberapa perkara dan membedakan tingkatannya dalam timbangan kebaikan dan keburukan. Dengan tafakkur, seseorang bisa membedakan antara yang hina dan yang mulia, dan antara yang lebih buruk dari yang buruk. Kata Imam Syafi'i, "Minta tolonglah atas pembicaraanmu dengan diam dan atas analisamu dengan tafakkur." Ibnu Qayyim mengomentari kalimat itu dengan berkata, "Yang demikian itu dikarenakan tafakkur adalah amalan hati, dan ibadah adalah amalan jawarih (fisik), sedang kedudukan hati itu lebih mulia daripada jawarih, maka amal hati lebih mulia daripada amal jawarih. Di samping itu, tafakkur bisa membawa seseorang kepada keimanan yang tak bisa diraih oleh amal semata." Sebaik-baik tafakkur adalah saat membaca al-Qur'an, yang akan mengantar manusia kepada ma'rifatullah (mengenal Allah).

Tarbiyah Khuluqiyah (mendidik akhlaq)
Misi utama Rasulullah di muka bumi untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Contoh-contoh utama akhlaq mulia yang diharapkan dari seorang Muslim adalah sabar, syaja'ah (keberanian), al-itsar (mendahulukan kepentingan orang lain), syukur, jujur, dan amanah. Cara mendidikkan aklaq yang mulia itu adalah: pertama, mengosongkan hati dari iktikad dan kecintaan kepada segala hal yang bathil; kedua, mengaktifkan dan menyertakan seseorang dalam perbuatan baik (al-birr); ketiga, melatih dan membiasakan seseorang dalam perbuatan baik itu; keempat, memberi gambaran yang buruk tentang akhlaq tercela; dan kelima, menunjukkan bukti-bukti nyata sebagai buah dari akhlaq yang mulia.

Tarbiyah Ijtimaiyah (mendidik bermasyarakat)
Pendidikan kemasyarakatan yang baik adalah yang selalu memperhatikan perasaan orang lain. Seorang Muslim dalam masyarakat tidak dibenarkan menyakiti saudaranya walaupun hanya dengan menebarkan bau yang tidak enak. Bahkan Ibnu Qayyim berpendapat, tidak cukup hanya tidak menyakiti perasaan, seorang Muslim harus mampu membahagiakan dan menyenangkan hati saudara-saudara di sekitarnya.

Tarbiyah Jinsiyah (pendidikan seks)
Insting seks merupakan sesuatu yang diciptakan Allah, yang segera diwadahi oleh satu-satunya lembaga halal yaitu pernikahan. Faedah dari seks (jima') menurut Ibnu Qayyim adalah: pertama, menjaga dan melestarikan kehidupan manusia; kedua, mengeluarkan sperma yang jika tertimbun terlalu lama dalam tubuh akan membahayakan kesehatan manusia; dan ketiga, wasilah untuk memenuhi hajat seksual dan untuk meraih kenikmatan batin dan biologis.

(Manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim, rangkuman Dr Hasan al-Hijazy)

0 comments: